
Aplikasi dan Pertimbangan Pompa Lumpur Terendam di Pembangkit Listrik
2025-09-08 14:00Pompa lumpur terendam dirancang khusus untuk menangani lumpur yang mengandung partikel padat dan sangat abrasif. Pompa ini banyak digunakan dalam situasi yang membutuhkan pengangkatan dan pengangkutan lumpur dari lubang galian, kolam, dan tangki.
1.Aplikasi di Pembangkit ListrikPompa lumpur terendam merupakan komponen penting dalam pembangkit listrik termal, terutama menangani lumpur abrasif dan korosif yang dihasilkan selama proses pembakaran. Aplikasi utamanya meliputi:
1) Penanganan Abu Dasar: Digunakan untuk memompa abu dasar (abu kasar yang terkumpul di dasar boiler) yang dicampur dengan air hingga menjadi bubur. Pompa mengangkut campuran abrasif ini ke tempat pembuangan atau sistem pengeringan.
2) Sistem Bubur Abu Terbang: Abu terbang (partikel halus yang ditangkap dari gas buang) dicampur dengan air untuk menekan debu. Pompa terendam memindahkan bubur ini ke kolam penyimpanan atau fasilitas daur ulang.
3) Pengelolaan Kolam Abu: digunakan di kolam abu untuk melakukan resirkulasi, mencampur, atau memindahkan bubur guna mencegah pengendapan dan menjaga stabilitas kolam.
4)Sistem Desulfurisasi Gas Buang (FGD): Digunakan dalam beberapa sistem FGD basah untuk menangani bubur batu kapur atau campuran gipsum, meskipun bahan harus kompatibel dengan kimia korosif.
2.Keuntungan Utama untuk Penggunaan Pembangkit Listrik
1) Operasi Bebas Kebocoran: Menghilangkan kegagalan segel dan kebocoran cairan, penting untuk menangani bahan limbah yang diatur secara lingkungan.
2) Ketahanan Abrasi Tinggi: Dibuat dengan bahan-bahan seperti besi krom tinggi (27% Cr) untuk menahan paparan partikel abu abrasif yang berkepanjangan.
3) Perawatan Minimal: Tidak adanya sistem penyegelan eksternal mengurangi kompleksitas dan biaya perawatan.
4) Kemampuan Self-Priming: Beroperasi secara efektif dalam kondisi terendam tanpa priming manual.
3.Pertimbangan dan Tindakan Pencegahan Kritis
1)Pemilihan Material: Ketahanan Abrasi: Gunakan paduan yang dikeraskan (misalnya, besi putih krom tinggi) untuk komponen seperti impeler dan selongsong.
Ketahanan Korosi: Untuk bubur asam (misalnya, abu terbang dengan logam berat yang terlindi), pilih komponen baja tahan karat dupleks atau berlapis karet.
2) Perendaman yang Memadai: Pastikan pompa tetap terendam sepenuhnya selama pengoperasian untuk mencegah pembentukan pusaran, masuknya udara, dan kavitasi. Perendaman yang tidak memadai dapat menyebabkan pompa beroperasi tanpa tekanan dan kerusakan.
3)Pencegahan Penyumbatan:
Pasang saringan pemasukan atau kisi-kisi untuk menghalangi serpihan besar (misalnya bongkahan batu bara yang tidak terbakar, terak yang mengeras).
Gunakan desain impeller tersembunyi atau pusaran untuk menangani padatan tanpa penyumbatan.
4) Manajemen Abrasi:
Rancang sistem dengan akses mudah untuk penggantian komponen (misalnya, desain modular).
Pantau pola keausan secara berkala dan kelola inventaris komponen yang aus seperti impeller dan liner.
5) Kompatibilitas Kimia:
Uji pH dan kimia bubur. Bubur abu terbang dapat menjadi korosif karena adanya zat pelindian (misalnya, sulfat, klorida).
Hindari ketidaksesuaian material (misalnya, baja tahan karat standar dapat rusak di lingkungan yang kaya klorida).
6) Instalasi dan Pemeliharaan:
Pastikan akses derek di atas kepala untuk ekstraksi pompa selama pemeliharaan.
Untuk model penggerak poros, lindungi segel eksternal dengan air bersih untuk mencegah masuknya pasir.
Otomatisasi pemantauan kinerja pompa (misalnya, laju aliran, arus motor) untuk mendeteksi penyumbatan atau keausan sejak dini.